Detail Cantuman

Tanaman rimpang lengkuas di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu
rimpang lengkuas merah dan rimpang lengkuas putih. Pada masyarakat
pemanfaatan rimpang merah dimanfatkan secara empiris sebagai obat-obatan
dalam menyumbuhkan berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pada
rimpang lengkuas merah memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid,
alkaloid, saponin dan tanin dimana senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas
sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah
ekstrak etanolik rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan hasil diameter daya
hambat dari ekstrak etanolik rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata
K.Schum).
Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan metode sumuran
yang dilakukan di Laboratorium Biologi Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
selama bulan juni – juli. Rimpang lengkuas merah di dapatkan di Kampung
Karangan Tambak Wuluh Landasan Ulin dan menggunakan pelarut etanol 96 %
pada proses metode ekstraksi dengan maserasi. Pada penelitian ini dibagi menjadi
3 kelompok utama yaitu kelompok perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 5 %, 10
%, 20 %, 30 % dan 40 %, kelompok ke 2 kontrol negatif (etanol 96 %) dan
kelompok ke 3 kontrol positif (Amoksisilin).
Hasil Penelitian menujukkan bahwa ekstrak etanolik rimpang
lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) memiliki adanya aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dari konsentrasi 5 %
dengan rata-rata diameter daya hambat sebesar 22,49 mm ± 0,04, 10 % sebesar
23,40 mm ± 0,03, 20 % sebesar 24,28 mm ± 0,03, 30 % 26,05 mm ± 0,02 dan 40
% sebesar 28,05 mm ± 0,02 sedangkan kontrol negatif 0 ± 0 dan kontrol positif
29,06 mm ± 0,01.
Kata Kunci : Lengkuas Merah, Antibakteri, Escherichia coli.