Detail Cantuman

"Asma merupakan suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari.
Berdasarkan laporan Riskesdas, pada tahun 2013-2018 terdapat 19 provinsi yang
mempunyai prevalensi penyakit asma melebihi angka nasional, salah satunya yaitu
Kalimantan Selatan. Maka dari itu diperlukan adanya terapi efektif untuk
menurunkan frekuensi serangan asma pada penderita asma misalnya
menggunakan terapi inhalasi yaitu inhaler berupa MDI. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui profil penggunaan inhaler pada pasien asma BPJS
Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional. Data penelitian
dikumpulkan secara prospektif dan hasil penelitian disajikan secara deskriptif.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2019, bertempat di depo BPJS
rawat jalan RSUD Ulin Banjarmasin. Metode pengambilan sampel yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling jenuh yaitu
semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukan dalam
penelitian sampai penelitian selesai. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 13 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara
menggunakan lembar observasi penggunaan inhaler pada pasien asma.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa profil penggunaan inhaler oleh
responden langkah-langkah yang dilakukan rata-rata 8,4 langkah dari total 10
langkah penggunaan inhaler yang mestinya dilakukan. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan inhaler oleh pasien asma masih
belum optimal. Pasien belum sepenuhnya melakukan langkah-langkah ketentuan
tata cara penggunaan inhaler.
Kata kunci : Asma, inhaler, penggunaan MDI"