Detail Cantuman

"Preeklampsia menempati urutan kedua penyebab kematian pada pasien
ibu hamil sedangkan peringkat pertama penyebab kematian pada ibu hamil adalah
pendarahan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat
membahayakan ibu dan janin nya sehingga perlu mendapatkan obat antihipertensi
yang tepat sesuai kondisi klinis. Obat pada pasien preeklampsia harus aman,
efektif, dan digunakan secara rasional untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat
antihipertensi pada pasien preeklampsia rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin
periode tahun 2018 .
Metode Penelitian yang dilaksanakan dengan observasional dengan
pengumpulan data secara retrospektif. Penelitian ini akan dilakukan di bagian
rekam medik RSUD Ulin Banjarmasin dengan melihat rekam medik pasien
preeklampsia. Populasi penelitian ini adalah seluruh catatan rekam medik pasien
preeklampsia. Sampel penelitian ini adalah hanya pasien preeklampsia, data
rekam medik yang di teliti adalah obat-obatan yang tertulis pada resume rekam
medik pasien preeklampsia, usia kandungan pada ibu hamil yang menderita
preeklamsia pada usia trimester III.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa obat metildopa
lebih banyak digunakan sebanyak 286 R/ (53,76%) dibanding Nifedipin 246 R/.
(46,24%). Golongan obat antihipertensi paling banyak adalah golongan Alpha-2
Receptor Antagonist 53,76% (286 R/) dibanding Calcium Channel Bloker (CCB)
46,24% (246 R/). Metildopa dengan dosis 250 mg tab dengan frekuensi minum 3
kali sehari 2 tablet sebanyak 131 R/ (24,81%), sedangkan Nifedipin dengan dosis
10 mg tab dengan frekuensi 3 kali sehari 1 tablet sebanyak 260 R/ (49,24%).
Kata Kunci : Preeklampsia, Hipertensi Pada Ibu Hamil"