Detail Cantuman

"Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Kelengkapan
farmasetik resep merupakan salah satu aspek penting dalam peresepan karena
dapat membantu mengurangi terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui persentase kelengkapan dan ketidaklengkapan farmasetik dari
kategori bentuk dan sediaan obat resep umum serta resep BPJS Kapitasi di Apotek
Kimia Farma 383 Pinus periode 2017 menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan deskripitf dan
pengambilan data retrospektif pada resep umum dan resep BPJS kapitasi. Metode
pengambilan sampel dengan cara random sampling yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi. Sampel yang diteliti adalah sebanyak 220 lembar resep
umum dan 341 lembar resep BPJS kapitasi periode Januari – Desember 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelengkapan dan ketidaklengkapan
farmasetik kategori bentuk dan sediaan obat pada resep umum sebanyak 36,82%
dan 63,18%, sedangkan kelengkapan dan ketidaklengkapan pada resep BPJS
kapitasi sebanyak 24,34% dan 75,66%. Hasil penelitian lain adalah pembagian
pada kedua aspek antara bentuk dan kekuatan obat. Berdasarkan hasil yang
didapat menunjukan sebanyak 39,09% resep umum yang mencantumkan aspek
bentuk obat dan 60,91% yang tidak mencantumkan, sedangkan pada aspek
kekuatan obat sebanyak 97,72% resep umum yang mencantumkan dan 2,28%
tidak mencantumkan. Pada resep BPJS kapitasi sebanyak 26,09% yang
mencantumkan aspek bentuk obat dan 73,90% tidak mencantumkan, sedangkan
pada aspek kekuatan obat sebanyak 97,94% yang mencantumkan dan 2,06% yang
tidak mencantumkan.
Kata Kunci : Resep, Kelengkapan Farmasetik, Medication Error"