Detail Cantuman

"Proses menua menyebabkan penurunan fungsi organ pada lansia, sehingga
mudah terserang penyakit. Pasien lansia sering mendapatkan peresepan
polifarmasi karena banyaknya komplikasi penyakit. Polifarmasi dapat
meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui persentase potensi interaksi obat, persentase masing-masing
jenis interaksi obat, dan jumlah masing-masing tingkat signifikansi dari kejadian
interaksi obat pada resep polifarmasi pasien lansia di Puskesmas Tanjung Habulu
tahun 2017.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan
pendekatan retrospektif menggunakan lembar resep polifarmasi pasein lansia.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasional. Proses analisa data
dilakukan dengan literatur Drug Interactions Fact 2009. Penelitian dilakukan
pada bulan Maret tahun 2018 di Puskesmas Tanjung Habulu. Populasi sebanyak
1408 dan sampel yang dianalisa sebanyak 221 sampel yang diambil dengan
random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah resep polifarmasi pasien
lansia yang terdapat potensi kejadian interaksi obat sebanyak 46 resep (20,81%).
Jumlah interaksi pada fase farmakokinetik adalah 26 interaksi (56,52%), fase
farmakodinamik adalah 9 interaksi (19,56%) dan unknown 11 interaksi (23,92%).
Jumlah interaksi pada tingkat signifikansi 1 sebanyak 1 (2,18%), tingkat
signifikansi 2 sebanyak 7 interaksi (15,21%), tingkat signifikansi 3 sebanyak 2
interaksi (4,35%) tingkat signifikansi 4 sebanyak 4 interaksi (8,69%), tingkat
signifikansi 5 sebanyak 32 interaksi (69,56%).
Kata kunci : Polifarmasi, Interaksi Obat, Lanjut Usia"